Sorotan Terhadap CEO Meta dan TikTok dalam Isu Eksploitasi Seksual Anak di Media Sosial


Para eksekutif dari perusahaan teknologi media sosial terkemuka menghadapi tekanan yang intens di hadapan Komite Kehakiman Senat Amerika Serikat terkait isu eksploitasi seksual di media sosial. Tokoh-tokoh terkenal seperti CEO Meta, Mark Zuckerberg, dan CEO TikTok, Chew Shou Zi, berada di tengah sorotan selama dengar pendapat yang diselenggarakan di Capitol Hill pada Rabu, 31 Januari.

Fokus dari judul 'Perusahaan Teknologi Besar dan Krisis Eksploitasi Seksual Anak Online' ini mengungkap tanggung jawab platform-platform ini dalam melindungi anak-anak dari sisi gelap media sosial. Senator Josh Hawley dari Missouri mengambil sikap tegas, terutama menyasar Mark Zuckerberg dan menyalahkan Instagram, aplikasi milik Meta, atas kegagalannya melindungi anak-anak.

Hawley mengkritik kekurangan Instagram, menyoroti kegagalan platform tersebut dalam melindungi anak-anak dan remaja dari masalah kesehatan mental serta paparan konten eksplisit. Dia mengajukan pertanyaan tajam kepada Zuckerberg, menanyakan apakah sudah meminta maaf kepada korban dan mendorongnya untuk melakukannya, dengan menekankan kepada penonton televisi nasional.

Dalam tekanan tersebut, Mark Zuckerberg akhirnya meminta maaf secara publik, berbalik menghadap keluarga korban, dan mengungkapkan penyesalannya. Video permintaan maaf ini dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial, termasuk X dan Instagram.

Selain Zuckerberg, Komite Kehakiman Senat juga menghadirkan Chew Shou Zi, CEO TikTok. Senator Ted Cruz dari Texas menuduh versi Tiongkok dari TikTok mempromosikan konten edukatif untuk anak-anak, dengan membandingkannya dengan konten negatif yang mendominasi di Amerika Serikat.

Cruz menekan Chew mengenai perbedaan mencolok tersebut, menyarankan adanya bias politik dalam pemilihan konten TikTok. Chew menyangkal klaim tersebut, menyatakan bahwa karakterisasi Cruz tidak akurat. Namun, Cruz tetap bersikeras, mengaitkan diskusi dengan isu politik, menuduh bahwa pemilihan konten TikTok berbeda dengan topik sensitif yang tidak disetujui oleh pemerintah Tiongkok.

Tuduhan ini didasarkan pada studi oleh Cato Institute, lembaga pemikir liberal yang berbasis di Washington. Pemeriksaan terus berlanjut, dengan Senator Tom Cotton dari Arkansas menyelidiki keterkaitan Chew dengan pemerintah Tiongkok. Dengar pendapat ini menggarisbawahi tantangan kompleks yang dihadapi oleh platform media sosial, memicu diskusi tentang peran mereka dalam melindungi pengguna dan potensi pengaruh faktor geopolitik terhadap kurasi konten.

Lebih baru Lebih lama